Sabtu, 06 November 2010

Ramalan Jayabaya ke Tujuh Dikhawatirkan Terjadi

Adanya partai politik yang menggunakan lambang negara secara tidak utuh, sebagai simbol partai akan memancing terjadinya ramalan Jayabaya ketujuh, berupa revolusi besar-besaran.

Penggunaan lambang semacam itu menunjukkan rasa tidak hormat pada bangsa dan negara,? ujar paranormal Romo Doesjanto, ketika dihubungi RMonline, Jumat (13/3).

Tentu ini merujuk pada partai pimpinan mantan Danjen Kopassus Prabowo Subianto, Partai Gerindra, yang menggunakan kepala garuda sebagai lambing partainya.

Romo mengatakan, semestinya kalau menggunakan lambang negara, harus secara utuh. Kalau separuh-separuh, bisa dikatakan tidak menghormati bangsa dan negaranya sendiri.

?Bila tetap dipaksakan sebagai lambang parpol, maka akan terjadi ramalan Jayabaya yang ke tujuh. Tikus Phiti Hanoto Baris, yang artinya rakyat kecil mengatur barisan guna memberontak pada sang penguasa." tuturnya.

Lalu, ia pun membeberkan enam ramalan Jayabaya yang sudah terbukti.

Pertama runtuhnya kerajaan Hindu hingga masuknya agama Islam. Kedua,Indonesia dijajah Belanda selama 350 tahun. Ketiga,Belanda pulang ke negaranya. Keempat,Indonesia dijajah Jepang selama tiga setengah tahun. Kelima,pemerintahan Soekarno sering terjadi perang saudara. Keenam, pemerintahan Soeharto yang militeristik dan bertangan besi.

?Nah,ramalan Jayabaya ketujuh yakni, peristiwa wong Jowo kari separuh, wong cino kari sejodoh, wong londo gila-gelo, yang artinya bangsa Indonesia tinggal separuh, bangsa Cina tinggal sejodoh, sehingga akan membuat orang bule geleng-geleng kepala," urainya.

Romo juga meramalkan, golput pada pemilu 2009 akan semakin memperkeruh revolusi di Indonesia. [ald] (sumber; Rakyat Merdeka online)


Tidak ada komentar:

Posting Komentar